Jika Anda berwisata ke ranah Minang (Sumatera Barat, Indonesia) tentunya sangat familiar dengan santapan makanan yang sangat enak seperti rendang, gulai tambunsu, dendeng batokok, gulai cubadak, dan lainnya. Rumah Gadang sebagai rumah kebanggaan penduduk dengan atap berupa tanduk kerbau. Namun ada keunikan lainnya yang perlu Anda ketahui. Topi Datuak.. Ya Topi Datuak..!!
Topi Datuk (Saluak Datuak)
Jika kita mendengar kata topi tentu yang terlintas oleh kita adalah
penutup kepala atau aksesoris fashion. Namun Topi Datuk memiliki makna
lebih dari sekedar penutup kepala dan juga aksesoris.
Topi
Datuak dibuat oleh kain yang berbentuk seperti lekukan otak manusia.
Tentunya pembuatan topi datuak ini syarat dengan nilai budaya Minangkau
itu sendiri.
Topi
Datuak hanya boleh digunakan oleh Datuak yaitu pemimpin adat. Sebagai
seorang pemimpin, Datuak harus memiliki pemikiran yang cerdas dan
bijaksana. Itulah sebabnya mengapa Topi Datuak ini dibuat dengan adanya
lekukan seperti otak manusia.
Peran Datuak dalam membina lingkungan keluarga ini di kiaskan dalam sebuah pantun:
Kaluak paku kacang balimbiang
Tampuruang lenggang-lenggangkan
Bao manurun ka Saruaso
Tanamlah siriah jo ureknyo
Anak di pangku kamanakan dibimbiang
Urang kampuang dipatenggangkan
Tenggang nagari jan binaso
Tenggang sarato jo adaiknyo
Tanamlah siriah jo ureknyo
Anak di pangku kamanakan dibimbiang
Urang kampuang dipatenggangkan
Tenggang nagari jan binaso
Tenggang sarato jo adaiknyo
Terjemahannya
Lekuk pakis kacang belimbing
Tempurung lenggang – lenggangkan
Bawa menurun ke Saruaso
Tanamlah sirih dengan uratnya
Anak di pangku keponakan dibimbing,
Orang kampung di pertenggangkan
Tenggang nagari jangan binasa
Tenggang serta dengan adatnya.
Ini adalah terjemanahan tersuratnya. Sedangkan pesan yang tersirat
dalam pantun ini adalah, bahwa Datuak itu di tengah keluarganya, tidak
hanya mendidik dan mengasuh keluarga atau anak kandungnya saja. Tapi
juga dia juga harus membimbing keluarga besar yang ada dalam kaumnya
atau sukunya yang di lambangkan dengan kamanakan atau keponakan.
Tentunya
pemakaian Topi Datuak sendiri tidak digunakan setiap hari, apalagi di
zaman sekarang. Topi Datuak lebih sering digunakan pada acara adat,
seperti pengangkatan penghulu, pernikahan, dan sebagainya. Selain
Datuak, lelaki Minang juga menggunakan Topi Datuak saat menikah dengan
design yang lebih modern.
Busana Muslim Bukittinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar